Penthahelix ; Kang Emil Menantang KAHMI di Bumi Pasundan

Nasional,kahmibengkulu.com– Gubernur Jawa Barat, Dr. H. Mochamad Ridwan Kamil, S.T., M.U.D (kang Emil), “menantang” Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) untuk berkolaborasi dalam membangun “Bumi Pasundan” hal ini disampaikan dalam kegiatan webiner Model Kolaborasi Penthahelix untuk Optimalisasi dan Akselerasi Pembangunan Daerah yang digelarkan pada Rabu (09/3) 

“Saya mau nantang KAHMI, nih, mau enggak berkolaborasi dengan pentahelix?” tanyanya Ridwan Kamil dalam webinar 

Dari tanya Gubernur jawa barat, dijawab wakil Gubernur DKI “Siap, harus siap,” balas Ahmad Riza Patria Koordinator Presidium Majelis Nasional (MN) KAHMI. 

Jawa Barat terus meningkatkan kolaborasi, sinergitas. Untuk itu, Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil, menambahkan, akan membebaskan KAHMI untuk mencari program yang dapat dikerjakan.

“Silakan pilih ladang amalnya, mau pendidikan, mau kesehatan, desa-desa binaan, nanti saya carikan anggaran,” janjinya. “Kadang-kadang kami punya anggaran, tapi enggak punya pasukan.”

BACA JUAG : LKS MN KAHMI-AlimbasTV Kaloborasi Program

Apa pun program dan kegiatan yang bakal dikerjakan, menurut mantan Wali Kota Bandung ini, takkan menjadi masalah. Yang terpenting adalah bermanfaat bagi masyarakat.

Dirinya lalu mencontohkan dengan pembangunan jembatan gantung di daerah terpencil di kawasan pegunungan yang belum lama ini diresmikannya. Proyek itu terlaksana dengan menerapkan model kolaborasi pentahelix.

BACA JUGA : Break The Bias : Perempuan, HMI dan Indonesia Emas

“Itu berkolaborasi dengan komunitas alumni SMA 55 Bandung di sana. Jembatannya sederhana, tapi mereka bangganya luar biasa karena kealumnian tiba-tiba ada ‘barangnya’, enggak cuma kumpul-kumpul,” tuturnya.

“Kalau KAHMI berkenan, Jawa Barat atau nasional, tapi ladang amalnya di Bandung, mari kita anfauhum linnas tadi,” tandas Kang Emil. “Apa pun itu, ya, saya tunggu.” sampai Kang emil

konsep penthahelix

Tantangan pembangunan yang kian kompleks dan rumit membuat pemerintah tidak bisa bekerja sendirian untuk menyelesaikan semuanya. Kolaborasi antarelemen masyarakat seringkali menjadi sebuah solusi mengingat kompleksitas masalah juga menuntut keahlian yang spesifik untuk mengatasinya.

Oleh karena itu, penyelenggaraan pembangunan memerlukan pihak lain untuk terlibat aktif dalam mendesain kebijakan dan ikut mengawasi proses pelaksanaan. Di era terkini, pemerintah tidak lagi sungkan-sungkan mengajak sektor swasta dan akademisi untuk duduk bersama membincangkan isu-isu terkini agar memperluas referensi kebijakan.

Konsepsi ini yang kemudian diperkenalkan sebagai sinergi triple helix, namun dengan memasukkan unsur media dan komunitas/organisasi masyarakat (ormas) dalam ring utama pembangunan. Konsep ini kemudian diistilahkan sebagai sinergi pentha helix.

 

 

Sumber : kahminasional.com

(konsep penthahelix Penulis artikel : Candra Fajri Ananda-Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya)

mwkahmi bengkulu

Website Resmi Majelis Wilayah KAHMI Provinsi Bengkulu

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *