BENGKULU,kahmibengkulu.com – Demo Penolakan Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi oleh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bengkulu, pada Rabu (31/8) sekitar Pukul 13.00 WIB di Gedung DPRD Provinsi Bengkulu, terjadi Ricuh antara peserta aksi dengan Polisi yang bertugas menjaga aksi. Akibatnya empat menjadi korban dua duanya terpaksa dilarikan ke Rumah sakit.
Mahasiswa yang menjadi korban tersebut diantaranya Aldi HMI Komisariat Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu (UNIB) terluka di bagian dada yang terpaksa di larikan ke rumah sakit untuk di rawat insentif, kemudian Handi HMI Komisariat Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno (UIN FAS) Bengkulu, di dilarikan ke Rumah Sakit karena mendapat 4 jahitan luka di kepala, sedangkan Fauzan Alatas juga merupakan HMI Komisariat Syariah UIN FAS Bengkulu terdapat luka pecah pelipis bagian mata atas sebelah kiri dan satu lagi adalah Fadil Luka memar di bagian dada.
Terkait dengan tindakan represif yang diduga dilakukan oleh anggota polisi, koordinator majelis wilayah Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Provinsi Bengkulu, menyatakan sikap. Ada empat poin pernyataan sikap dari MW KAHMI Bengkulu diantaranya, Demonstrasi adalah bagian dari ekspresi menyatakan pendapat yang keberadaannya dijamin dalam negara demokrasi. Jalannya menyampaikan pendapat tersebut harus dilindungi dan dijauhkan dari tindakan kekerasan, tidak selayaknya aparat kepolisian melakukan melakukan kekerasan pada kegiatan tersebut.
BACA JUGA: Demo HMI Bengkulu Tolak Kenaikan BBM; 4 Mahasiswa Luka Akibat Bentrok
Kemudian mengutuk keras aparat kepolisian mengunakan kekerasan dalam menangani demonstrasi yang dilakukan oleh HMI dan menuntut Kepolisian bertanggungjawab atas timbulnya korban dalam aksi kekerasan oleh oknum aparat tersebut. Selanjutnya meminta Kepolisian melakukan pengusutan dan penindakan atas aksi kekerasan yang dilakukan anggotanya, dan menyampaikan permohonan maaf secara terbuka atas aksi kekerasan tersebut.
Kemudian KAHMI memberikan perlindungan hukum kepada Mahasiswa yang menjadi korban aksi kekerasan dalam demonstrasi melalui LBH KAHMI Provinsi Bengkulu dan siap memfasilitasi forum komunikasi antara Mahasiswa dan pemerintah.
Koordinator MW KAHMI Provinsi Bengkulu Iswahyudi menyatakan mengencam tindakan yang dilakukan oleh pihak kepolisian.
“Kita sudah mengeluarkan pernyataan sikap KAHMI Bengkulu terkait dengan aksi penolakan kenaikan harga BBM di Gedung DPRD Provinsi Bengkulu,” Sampainya.
Sementara itu, Anggota DPRD Provinsi Bengkulu Dempo Exler, mengatakan wajar sebagai agen control, kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah, dan DPRD siap memperjuangkan aspirasi dari Mahasiswa yang ikut aksi tersebut.
“Sah-sah saya Mahasiswa melakukan aksi menolak BBM dan mengawal kebijakan pemerintah namun penyampaiannya harus kondusif, dan anggota kepolisian juga harus sesuai dengan SOP yang ada. Saya pribadi tidak setuju dengan rencana kenaikan harga BBM ini,” Sampainya di tengah memenuhi peserta aksi.
Sebagai alumni HMI Komisariat Fisip Universitas Bengkulu Demo berjanji menjamin biaya pengobatan terhadap para korban.
“Dengan adanya kericuhan, itu buka hal yang ane bagi saya, biasa saya dalam aksi itu ada kericuhan. Maka saya jamin untuk para korban biaya pengobatannya karena ini adek-adek kita ingin menyampaikan aspirasinya” Sampai Mantan aktivis setelah mengendong korban aksi yang pingsan.
Disini lain dijelaskan koordinator lapangan (Korlap) Rafindo Hasan aksi yang digelar HMI Cabang Bengkulu, dengan tujuan penolakan kenaikan harga BBM itu diawali oleh peserta aksi dari berbagai Komisariat berjalan dari Taman Buda ke depan gedung DPRD Provinsi dengan tertib para peserta aksi mengiringi mobil komando, setiba di depan Kantor DPRD Provinsi Bengkulu secara bergantian para orator menyampaikan orasinya, sehingga pihak keamanan yang berjaga mengizinkan 6 orang perwakilan untuk masuk ke Gedung DPRD melakukan negosiasi. Namun sayangnya negosiasi itu tidak ada titik temu.(WD)
